Bersyukur di atas musibah


Pernahkah di antara kita merasa lelah menjalani hari-hari yang terasa begitu berat dan tiada habisnya menerpa? Tak jarang, ada masa di mana kita terkadang merasa banyak cobaan datang bertubi. Lidah ini rasanya selalu saja ingin mengeluh dan jarang juga marah menghadapinya. Bertanya-tanya, apakah raga ini sanggup melewati ujian yang diberikan. Hidup memang sering kali terasa sepahit kopi, meski tak jarang juga semanis madu.

Tapi, coba kita ubah perspektif tadi menjadi sudut pandang yang berbeda. Saya pernah mendengarkan ceramah salah seorang ustadz favorit saya ketika sekolah dulu. Intinya, manusia justru sepatutnya merasa bersyukur ketika diberi ujian oleh Allah Swt, karena di dalam ujian yang diberikan sesungguhnya terdapat tanda cinta dan kasih sayang Allah Swt kepada ciptaanNya. Ingatkah kita akan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari ra yang berbunyi:

Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu `alaihi wasallam beliau bersabda: “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan, kehawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya.”

HR. Bukhari

Ya, karena Allah Swt. masih sayang kepada kita, Ia menimpakan ujian kepada hambaNya yang terpilih. Ketika ada ujian menimpa, sudah sepantasnya kita bersyukur telah diberi kesempatan untuk menghapus dosa yang telah menggunung, meringankan timbangan dosa kita di akhirat kelak. Justru, jika kita tidak mendapatkan cobaan apapun, kita harus bermawas diri dan banyak-banyak bertaubat kepadaNya. Bertanya kepada diri sendiri, seberapa banyak dosa yang telah diperbuat sehingga Allah tidak lagi memberikan nikmat sakit, ataupun kesusahan lainnya.

Astaghfirullahal’adziim.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.