Berjalan Memutar

Hari ini, saya akan kembali bercerita mengenai perjalanan saya mendaki tebing yang rasanya semakin curam ini. Mungkin benar, bagaimana kata orang yang sering kali kita dengar; langkah pertama adalah langkah yang paling berat. Meskipun demikian, bukan berarti langkah-langkah selanjutnya akan terasa lebih mudah. Toh, sejak awal kita sama-sama tahu, tidak ada yang menjanjikan perjalanan ini

#BicaraBuku: Surat Cinta untuk Pemuda

Pemuda harus memiliki mimpi dan harapan besar. Hidupnya harus dipenuhi visi dan misi yang jelas. Visi yang mendorong ia untuk melakukan perbaikan hari ke hari. Menumbuhkan semangat untuk melakukan kerja-kerja besar demi kesuksesan hidup di dunia dan akhirat. Memiliki perencanaan yang jelas, cerdas memanfaatkan masa muda, dan memiliki impian yang melangit walaupun hati tetap membumi.

Pijakan Pertama

Pagi tadi, ketika masih malas-malasnya proses ‘pengumpulan nyawa’ di atas tempat tidur, yang tentunya diisi dengan scrolling media sosial seperti orang kebanyakan, tiba-tiba saya disuguhi suatu cuplikan obrolan santai salah satu aktor papan atas di youtube. Aktor tersebut bercerita tentang bagaimana kini ia telah mampu berdamai dengan kehidupannya. Tentang bagaimana ia tidak lagi merasa terintimidasi

Kembali pada Titik Awal

Seperti ekstrovert pada umumnya, saya paling tidak bisa jika harus memendam keresahan sendirian. Karenanya. kemarin saya memutuskan untuk membebaskan keresahan ini pada salah satu pendengar setia cerita episode-episode kehidupan saya. Tentang bagaimana saya yang akhir-akhir ini seringkali merasa rendah diri sekaligus iri jika membandingkan diri dengan teman-teman di sekitar. Caranya menjawab pertanyaan saya hari ini

Manusia, Makhluk Panjang Angan

Masih dalam rangka mencari cara untuk keluar dari jurang, hari ini saya ‘call a friend’ mencari jawaban pada seorang teman yang pernah saya sebutkan di jilid sebelumnya. Yaa, lumayan, lah. Kalau kemarin saya masih baru tersadar ternyata saya selama ini ada di dasar jurang dan menyadari ada ujung tebing yang harus didaki, hari ini agaknya

Menatap Tebing dari Dasar Jurang

Pernahkah di antara kalian terpikirkan rasa iri melihat pencapaian orang lain yang terlihat ‘wah’, sedangkan rasanya diri ini stuck di titik yang sama, atau justru merasa downgrade? Serius. Karena akhir-akhir ini saya seringkali terganggu akan pikiran-pikiran macam ini. Setahun bekerja, rutinitas saya mulai terbaca. Menghadap layar komputer 8-to-5, ditambah macetnya jalanan Jakarta rasanya sudah cukup