Chauvinisme Semlidutku Dipatahkan

Sesuai janji di tulisan terkahir saya, kali ini saya akan bercerita tentang makanan yang mampu mematahkan ke-chauvinisme-semlidut-an saya. Berawal ketika di akhir tahun 2020 kemarin, tepatnya di bulan November, saya berkesempatan untuk mengunjungi salah satu kota besar di indonesia bagian tengah yang terkenal dengan sebutan kota Anging Mamiri, yakni Kota Makassar. Kesan pertama ketika pertamaContinue reading “Chauvinisme Semlidutku Dipatahkan”

Chauvinisme Semlidut

Adalah wajar, bagi seseorang untuk menjunjung tinggi makanan khas dari daerahnya. Setidaknya, bagi saya sendiri. Meski saat ini –dan entah sampai kapan– saya berdomisili di Jakarta, tapi saya berasal dari Purwokerto, Jawa Tengah. Purwokerto adalah salah satu kota, ah mungkin lebih tepatnya kumpulan kecamatan, di kabupaten Banyumas. Bukan kecamatan, tapi kumpulan kecamatan. Karena sesungguhnya kecamatanContinue reading “Chauvinisme Semlidut”

Avenoir Sore Ini

Seperti biasa, tiap kali aku mulai kehabisan ide untuk menulis, otak dan hati ini akan bersatu untuk membawaku kembali mengingat kamu, Tuan. Dan sore ini, aku memutuskan untuk singgah di salah satu tempat yang ingin sekali kukunjungi bersama kamu dulu, ketika kita masih sama-sama hidup di Jakarta. Semilir angin sore ini membawaku kepada toko iceContinue reading “Avenoir Sore Ini”

Gembala Semesta

Di dunia ini, tidak ada yang kan tahu ke mana angin kehidupan akan membawa kita berlayar. Ia bisa saja membawa kita mengarungi samudera luas yang tenang, ke perairan-perairan dengan palung kekecewaan terdalam, atau sekedar berlayar santai pada perairan dangkal yang penuh dengan riak kebahagiaan. Selain itu, ia bahkan seringkali memaksa kita untuk menepi pada pulauContinue reading “Gembala Semesta”

Balkon Inspirasi

Beberapa hari terakhir, aku merasa cukup kewalahan mengatur jadwal. Baik dari banyaknya pekerjaan yang tiba-tiba datang berurutan dan mendekati tengggat waktu, ataupun kegiatan lain di luar kewajiban pekerjaanku. Alhasil, sudah beberapa hari terakhir ini aku hutang tulisan. Dan di waktu siang menuju sore ini, ada rapat yang dibatalkan, sehingga ada sedikit waktu senggang yang akanContinue reading “Balkon Inspirasi”

Niat Awal

Ketika saya pertama kali mengikuti 30 Days Writing Challenge melalui seorang teman yang namanya mirip dengan saya, niat awal saya hanya untuk melemaskan jari-jari saya yang sudah tidak pernah saya gunakan lagi untuk menulis. ‘Lumayan, siapa tau butuh nulis paper buat ngumpulin angka kredit’, pikir saya saat itu. Tapi semakin saya terjun di dalamnya, semakinContinue reading “Niat Awal”

Aku yang Kau Tinggalkan

Sampai dua hari yang lalu, ia adalah orang pertama yang aku lihat tiap kali aku membuka mata di pagi hari. Belaian lembutnya masih terbayang amat jelas. Hangat telapak tangannya masih terasa di pipiku. Begitu pula nada suara khasnya ketika melafalkan namaku. Suara rendahnya yang selalu memanggilku dengan hangat, masih saja terngiang di kepala. Tapi, tiba-tibaContinue reading “Aku yang Kau Tinggalkan”